Sabtu, 19 Desember 2009

{♥}”MeNyiKapi-TahUn-BaRu-HijRiyAh”{♥}

∞)Sesaat-lagi kita akan memasuki tanggal 1 Muharram 1431 H. Perhitungan awal tahun hijriyah yang dimulai dari hijrahnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan merupakan garis pembatas antara yang hak dan yang batil.
Menghadapi tahun baru hijriyah ini, sebagian kaum muslimin masih ada yang keliru dalam menyikapinya, dengan seolah tidak mau mencukupkan diri terhadap ajaran Rasulullah.
Ibnu Mas’ud mengatakan :
ITTABI’U WA LAA TABTADI’U FAQOD KUFITUM, KULLU BID’ATIN DHOLALAH
(Ikutilah ajaran Rasulullah. Janganlah kalian membuat bid’ah. Ajaran Rasulullah sudah cukup bagi kalian. Ketahuilah bahwa setiap bid’ah adalah sesat).
(Diriwayatkan oleh Ath Thabrany).

∞)ALLAH yang Maha Bijaksana telah meng-anugerahkan bagi umat Islam dua hari raya besar. Kaum muslimin pada hari itu bersuka cita dan riang gembira, karena memang hari itu adalah hari kegembiraan. Dan perlu untuk diketahui, bahwa hari raya yang digariskan oleh syariat tidak lebih dari dua; yaitu hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, tidak ada yang lain.

∞)Banyak orang yang mulai menambah-nambah hari raya yang seharusnya bukan hari raya. Contoh mudahnya, bila bulan Muharram tiba maka ada umat Islam yang merayakan tahun baru Islam. Alasan mereka, kalau dalam penanggalan masehi itu terdapat istilah tahun baru tempat orang-orang bersuka cita dan bergembira, bahkan malah dipenuhi dengan banyak acara kemaksiatan, lalu mengapa kita tidak membuat tandingannya? Kita buat saja tahun baru Islam berdasarkan penganggalan hijriyah, kemudian diisi dengan berbagai kegiatan keagamaan terkait dengan hari itu, seperti dengan mengadakan berbagai lomba yang menurut sebagaian orang adalah merupakan acara-acara (ritual) keagamaan.

∞)Memang; sepintas nampaknya niat tersebut terlihat baik. Namun perlu untuk diketahui, tidak setiap niat baik itu akan mendatangkan kebaikan. Seluruh ibadah yang kita laksanakan harus ada dasar-contoh dan teladan dari Nabi kita Shollallahu'alaihi wa sallam. Hal ini karena beliaulah yang ALLAH utus untuk menjelaskan tatacara ibadah yang benar dan diterima oleh-NYA. Konsekuensinya; tidak ada kreatifitas dalam bentuk apapun untuk ibadah. Jika seseorang berinisiatif membuat cara sendiri maka dia akan terjatuh dalam ke-bid'ah-an. Maka kewajiban bagi setiap muslimin untuk beragama berdasarkan dalil-dalil yang jelas dan shahih, hal ini sebagai dasar pelaksanaan ibadah dalam Islam.

∞)Tahun baru-sekalipun dengan penanggalan hijriyah-adalah sesuatu yang tidak dikenal dalam Islam,bahkan oleh Rasulullah dan para sahabat beliau. Jika perayaan tahun baru Islam adalah boleh;
lalu mengapa tidak-ada para sahabat yang melakukannya???
Padahal tidak ada kebaikan yang ditinggalkan begitu saja dan tidak dilaksanakan oleh para sahabat. Andaikan ada satu kebaikan walaupun itu sebesar biji-sawi,
tentu mereka akan mendahului kita dalam melaksanakannya...

∞)Sedangkan perkara bid'ah adalah terlarang dan tertolak, hal ini karena Islam adalah agama yang SEMPURNA, tidak perlu penambahan dan pengurangan. Sebagaimana dalam firman ALLAH dalam surat Al-Maidah ayat;3 yang artinya :
"Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmatKu dan telah kuridhai Islam sebagai agamamu."

∞)Bahkan tidak jarang kita temui perayaan tahun baru yang berlabel 'Tahun Baru Islam' justru diwarnai dengan kemaksiatan, seperti ikhtilat (campur baur laki-laki dan wanita), dan ritual-ritual bid'ah lainnya. Bahkan perayaan tahun baru Islam akan membuka pintu bid'ah.

∞)Adapun kekeliruan dalam menyikapi 1 muharram, antara lain;
•KEKELIRUAN PERTAMA:
*Mengamalkan do’a awal dan akhir tahun
Amalan seperti ini sebenarnya tidak ada tuntunannya sama sekali. Amalan ini tidak pernah dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, para sahabat, tabi’in dan ulama-ulama besar lainnya. Amalan ini juga tidak kita temui pada kitab-kitab hadits atau musnad. Bahkan amalan do’a ini hanyalah karangan para ahli ibadah yang tidak mengerti hadits.
Bahkan yang lebih parah lagi, fadhilah atau keutamaan do’a ini sebenarnya tidak berasal dari wahyu sama sekali, bahkan membuat-buat dusta atas nama ALLAH dan Rasul-Nya.
Jadi mana mungkin amalan seperti ini diamalkan. Amalan do’a ini termasuk perkara yang harus dijauhi oleh setiap muslim. Karena ingatlah bahwa kita hanya punya satu nabi yang harus diikuti. Jika amalan ini disyariatkan oleh seorang ulama, kyai atau ustadz, maka ketahuilah bahwa setiap perkataan manusia harus kita tolak jika bertentangan dengan ajaran Rasulullah. Itu yang harus kita ingat.

•KEKELIRUAN KEDUA:
*Puasa awal dan akhir tahun
Amalan puasa ini juga tidak ada tuntunannya sama sekali. Bahkan hadits yang menjelaskan fadhilah atau keutamaan amalan ini adalah hadits dari para pendusta dan pemalsu hadits, sebagaimana dikatakan oleh Imam Al Fatani dalam Tadzkiratul Maudhu’at.
Jadi, amalan seperti ini tidak perlu diamalkan karena tidak ada tuntunan syari'ah-nya.

•KEKELIRUAN KETIGA:
*Merayakan Tahun Baru Hijriyah
Perayaan tahun baru Islam termasuk tasyabbuh (menyerupai) orang-orang kafir yang merayakan tahun baru Masehi (1 Januari). Sikap seperti ini dalam menyambut tahun baru hijriyah juga suatu kekeliruan. Perbuatan semacam ini cuma sekedar meniru-niru orang kafir yang merayakan tahun baru masehi.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
MAN TASYABBAHA BIQOUMIN FAHUWA MINHUM.
(Barangsiapa yang meniru suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka).
(HR. Abu Daud. Syaikhul Islam mengatakan: sanadnya jayid).

∞)Jadi tidaklah perlu mengadakan pengajian yang dipas-pasin dengan tahun baru hijriyah, untuk memperingati-meramaikan hari tersebut. Begitu pula tidak perlu bersengaja makan-makan, menyalakan lilin atau lampu dari biasanya. Ini semua adalah perbuatan meniru orang Nashrani yang merayakan tahun baru masehi dengan menyalakan lilin, membuat makanan dan bernyanyi-ria.

∞)Seorang muslim tidak boleh mengikuti jejak mereka, tidak boleh meniru-niru mereka walaupun dalam hati tidak ada niat meniru mereka. Karena ingatlah bahwa larangan meniru orang kafir tetap berlaku, baik dengan niat mengikuti mereka ataupun tidak. Ingatlah hal ini.
Dan juga perlu diperhatikan bahwa merayakan tahun baru hijriyah tidak pernah dilakukan oleh Abu Bakr, Umar, Utsman, Ali dan sahabat lainnya. Padahal mereka adalah orang yang semangat dalam beramal dan semangat dalam mengikuti ajaran Rasulullah.
Namun kenapa mereka tidak melakukan perayaan ini???
Karena memang perayaan seperti ini hanya meniru-niru orang kafir dan tidak ada tuntunannya sama sekali.

“LAU KANA KHOIRON LASABAQUNA ILAIH”
(Seandainya hal itu baik, tentu mereka, para sahabat akan mendahului kita dalam melakukannya).

∞) “Ikutilah jalan kebenaran, walaupun sedikit orang yang menitinya dan jauhilah jalan kebinasaan, sekalipun banyak orang yang mengikutinya”, itulah untaian kata yang sangat indah dari Fudhail bin Iyadh.


∞)Menyambut tahun baru hijriyah bukanlah dengan memperingatinya. Namun sudahkah kita mencintai dan menggunakan kalender hijriyah, itulah yang harus kita ingat baik-baik pada saat ini.
Mulailah menggunakan kalender hijriyah dalam setiap tulisan dan aktifitas kita. Itulah yang hampir dilupakan kaum muslimin di tahun baru ini. Pasti di antara kita ada yang tidak tahu sekarang tanggal berapa hijriyah???

•Semoga ALLAH memberi kekuatan kepada kita di tengah keterasingan•

∞)”Wallahu a’Lam,,,
___________
∞)SuMbeR :
•*Majalah Qiblati edisi 4/III
Penyusun_Muhammad Abduh Tuasikal, ST
(rumaysho)
•* ابونوفل Adi Prabowo
•*AndiHamzah AM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar