Sabtu, 19 Desember 2009

NATAL: UCAPAN DAN PERAYAAN

NATAL: UCAPAN DAN PERAYAAN


Bismillaahirrahmaanirrahii
m

Umat Islam mempercayai bahwa Allah (pada kitab Injil kuno disebut Alah dan pada Injil sekarang disebut Eli/Eloi), adalah satu-satunya Tuhan dan bahwa Yesus adalah Rasul-Nya. Namun orang Nasrani telah menjadikan Yesus (Isa putra Maryam alaihi salam) sebagai anak Tuhan atau Tuhan itu sendiri sebagai pengganti Allah, meskipun kita menemukan lebih banyak bagian dalam Injil mereka yang sebenarnya sependapat dengan konsep Islam tentang Yesus a.s. daripada bagian-bagian dari Injil mereka yang mendukung konsep penuhanan Yesus. Contohnya antara lain:

"Wahai bani Israil, dengarkanlah: Jesus dari Nazareth adalah seorang MANUSIA yang DIUTUS Tuhan kepada kalian dengan berbagai mukjizat, keajaiban dan tanda-tanda, yang Tuhan melakukannya ditengah kalian melalui dia, supaya kamu sendiri menyaksikan." (Kejadian 2:22)

"Aku sendirian (Jesus) tidaklah dapat berbuat apa-apa: aku melakukan hanya seperti yang aku dengar dan perbuatanku adalah benar, karena aku tidaklah untuk diriku sendiri tetapi untuk Dia (Allah) yang telah MENGUTUS aku." (John 5:30)

"Setelah orang-orang melihat tanda-tanda mu'jizat yang diperbuat Jesus, mereka mulai berkata, sesungguhnya ini adalah NABI yang datang ke dunia." (John 6:14)

"Dia (Jesus) menjawab, aku diutus HANYA kepada domba-domba yang sesat di antara Bani Israil (yaitu bukan kepada bangsa-bangsa lain selain Israil atau Yahudi)." (Mathew 15:24)

"Aku (Jesus) menyampaikan kebenaran kepadamu, barangsiapa mendengar kata-kataku dan beriman kepada Dia yang mengutus aku, mendapatkan hidup abadi dan tidak akan dilaknat (yaitu siapa saja yang beriman pada Allah, satu-satunya Tuhan dan beriman pada Jesus sebagai utusan-Nya, Nabi-Nya dan utusan terakhir dari bani Israil, akan mendapatkan keselamatan), dia telah menyeberangi kematian menuju kepada kehidupan." (John 5:24)

Allah berfirman dalam Al Qur'an:
"....dan orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah". Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu...." (QS 9:30)

Sejak dari abad ke-4, umat Kristen telah mengambil gagasan yang ada pada kepercayaan orang-orang kafir (penyembah berhala). Barangkali yang paling penting dari ini semua adalah kepercayaan bahwa ada 3 Tuhan: Bapa, Putra dan Roh Kudus (yang disebut Trinitas). Kepercayaan ini adalah sama dengan kepercayaan yang ada pada kepercayaan-kepercayaan sebelumnya seperti antara lain:

• Hindu (Trinitas dalam Hindu): Brahma (Tuhan Pencipta), Wishnu (Pemelihara), Shiwa (Perusak). Hindu modern mengambil Krishna, anak Divachi, dara suci, sebagai reinkarnasi dari Wishnu. Krisna adalah juru selamat, yang mati untuk menebus dosa-dosa dan harus menderita. Dia disalib, mati dan kemudian dibangkitkan kemudian naik ke langit. Waktu lahir, Krisna akan dibunuh oleh Kansa. Yesus akan dibunuh oleh raja Herodes (Note: menurut penyelidikan akhir-akhir ini, Herodes itu matinya 4 tahun sebelum Yesus lahir. Jadi kesamaan itu bukan bersifat kebetulan, melainkan disengaja oleh penulis Injil).
• Di Mesir: Ra (Dewa matahari), Osiris (Dewa kematian), Isis (Istri Orisis, Dewa alam dan bunda Tuhan) dan Horus (anak Osiris dan Dewa cahaya). Di Mesir ada patung Horus dalam pelukan bunda Isis. Dalam gereja Katholik juga terdapat patung Yesus dalam pelukan Maria.
• Babylonia: Baal (Dewa matahari), Samiramis (bunda suci) dan Nimrod (anak Tuhan). Sebelum dibunuh, Baal dihina dan disiksa. Yesus juga demikian (Matius 27:26;30-31).
• Buddha: Gautama (Roh kudus), Maya (bunda suci) dan Buddha, anak (yang ditiupkan ke Maya yang di isi dengan Roh kudus) dan juru selamat yang mati dan dibangkitkan kembali.
• Yunani/Romawi: Zeus/Jupiter (Raja Dewa), Artis/Diana (Dewa kelahiran) dan Mithra (Dewa cahaya).
• Sarjana-sarjana theology Kristen percaya bahwa penyembahan Isis dan Diana melebur kepada Maria a.s.
• Dewa-dewa adalah penebus dosa. Yesus juga (I Timotius 2:5-6). Dewa-dewa tersebut inkarnasi dari Tuhan. Yesus juga demikian (Philipi 2:6-7). Dewa-dewa penebus dosa mati dibunuh/disalib. Yesus juga demikian (Matius, 27:35-37).

Pada abad ke-4, kapel-kapel dan gereja-gereja mulai dibangun di atas makam para syuhada dan gereja mengatakan bahwa mereka memiliki kedudukan khusus untuk mendengar doa dan menyampaikannya pada Tuhan. Setiap hari disepanjang tahun doa-doa ditujukan pada orang-orang suci mereka (santa) atau para syuhada tersebut. Ajaran ini adalah bertentangan langsung dengan Galatians 3:20, yang berbunyi: "Tidaklah diperlukan perantara apabila hanya satu yang terlibat; dan Tuhan adalah Esa." Dan Exodus 20:5, yang berbunyi: "Janganlah tunduk (ruku') pada berhala ataupun menyembahnya, karena Aku adalah Tuhan dan Tuhanmu tidaklah memiliki sekutu.

Dan kita semua mengetahui bahwa kepercayaan seperti ini adalah merupakan syirk besar (menyekutukan Allah) dan kufr pada derajat yang paling tinggi. Allah berfirman:

"Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa..." (QS 5:73)

"Al Masih putra Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu)." (QS 5:75)

"Katakanlah: 'Mengapa kamu menyembah selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi mudharat kepadamu dan tidak (pula) memberi manfa'at?' Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS 5:76)

"Katakanlah: 'Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus." (QS 5:77)



References: 1) Kristologi, Ki Munadi MS;
2) Alharamain Foundation, P.O. Box:92684 Riyadh 11663. Saudi Arabia



TANYA – JAWAB:


Tanya 1: Apa hukumnya mengucapkan selamat Natal pada umat Kristen.
Jawab 1:
Mengucapkan selamat Natal atau perayaan-perayaan keagamaan yang lain oleh para ulama dianggap haram, karena merupakan bentuk persetujuan dan penerimaan terhadap kepercayaan tersebut dan pelaksanaannya.
Allah berfirman:
"Jika kamu kafir, maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya;" (QS 39:7)
Sebagai seorang Muslim kalian tentu tidak akan melakukan perbuatan yang dibenci Allah dan tidak akan menyetujui perbuatan syirk atau kufr ataupun memberikan suatu tanda menerima pelaksanaan dari perbuatan-perbuatan tersebut. Oleh karena itu kalian tidak boleh mengucapkan selamat Natal pada umat Kristen maupun perayaan-perayaan keagamaan yang lain. Kalian harus menghentikan dukungan fasilitas ataupun menjual barang-barang ataupun jasa untuk digunakan pada perayaan-perayaan tersebut.

Allah berfirman dalam Al Qur'an:
"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran." (QS 5:2)


Tanya 2: Bagaimana kami menjawab mereka yang mengucapkan selamat Natal pada kami.
Jawab2:
Tidak jelas alasannya mengapa umat Kristen memberi ucapan selamat Natal pada Muslim padahal mereka tahu bahwa kita tidak percaya pada kepercayaan Kristen. Disatu sisi, boleh jadi mereka tidak paham, disisi lain boleh jadi mereka bermaksud mempengaruhi perasaan kalian dan memaksakan ideologi mereka pada kalian.
Allah berfirman:
"Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran." (QS 2:109)

Disamping itu kalian harus menjelaskan pada mereka bahwa kalian tidak percaya/tidak merayakan Natal. Kalian bisa menyampaikan bahwa: Yesus kristus tidaklah dilahirkan pada musim dingin dan karena itu merayakan 25 Desember sebagai hari kelahirannya adalah tidak benar dan kesalahan ini jelas ketika 25 Desember adalah juga dianggap hari lahir Nimrod, Krisna dan Mithra yang tadi sudah disebutkan. Penjelasan Injil juga menjelaskan hal ini pada Luke 2:11: Tanggal pasti kelahiran Yesus tidak diketahui. Tanggal legendaris 25 Desember tidak dapat ditelusuri lebih jauh dari abad ke-4.

Dengan mangacu pada kisah Maryam pada saat menjelang kelahiran Yesus, Allah berfirman: "Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu." (QS 19:25)
Dan faktanya, kita tahu bahwa kurma tidak masak pada musim dingin tetapi pada musim panas, setidaknya di Palestina tempat Yesus dilahirkan.

Pohon Natal, yang merupakan simbol perayaannya, adalah meniru kepercayaan berhala dari jaman sebelum Kristen di Eropa Utara. Masyarakat mempercayai bahwa roh jahat menyebabkan pohon-pohon gugur daunnya selama musim gugur dan mereka menyaksikan bahwa pohon cemara tidak gugur daunnya seperti pohon-pohon lain. Maka mereka menyimpulkan bahwa pohon tersebut mempunyai kekuatan tertentu yang mengenyahkan roh-roh jahat. Selama musim dingin mereka takut pada guntur dan kilat. Mereka memotong cabang-cabang pohon cemara dan meletakannya dalam rumah mereka untuk menolak roh jahat. Hal ini menjadi terkenal keluar Jerman baru pada tahun 1840-an.

Bahkan hiasan berupa rangkaian bunga berbentuk lingkaran dan lampu-lampu yang menghiasi pintu-pintu dan jendela-jendela rumah merekapun meniru para penyembah matahari. Rangkaian hiasan berbentuk melingkar tersebut dihiasi lampu ditengahnya yang menyimbulkan matahari. Padahal Injil menyebutkan: "Jangan ikuti jalan para penyembah berhala" (Jeremiah 10:2)

Banyak orang yang mungkin tahu asal muasal hal ini dan perayaan-perayaannya namun mereka menganggapnya hanya sekedar bersenang-senang atau alasan untuk liburan.

Allah berfirman pada kita:
"Dan tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia." (QS 6:70).

Sebagian mereka yang lain tidak mengerti tentang asal perayaan tersebut, tapi mereka mendapati orang tua mereka merayakannya, maka mereka mengikutinya tanpa menanyakan sebab musabab perayaan tersebut. Mereka bahkan merasa sulit untuk menghentikannya.
Mereka tidak menyadari bahwa mereka membahayakan keselamatan mereka sendiri.

Allah berfirman:
"Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya." (QS 7:3)


Tanya 3: Apakah menghadiri pesta dan perayaan-perayaan tersebut haram?
Jawab 3:
Apabila seseorang menghadiri pesta atau perayaan-perayaan seperti ini setelah semua yang disampaikan tadi, maka dia akan menghadapi masalah. Karena apabila dia melakukannya karena menerimanya, maka dia akan masuk kedalam golongan kafir. Apabila dia menghadirinya karena toleransi atau untuk menjaga hubungan baik dengan kaum Nasrani, maka mereka akan masuk kedalam dosa yang serius yang akan membawa mereka dekat kepada kufr itu sendiri.

Allah berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi awliya-mu (teman, pelindung, penolong); sebagian mereka adalah awliya bagi sebagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi awliya, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim" ( QS 5:51)

"Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: "Kami takut akan mendapat bencana." (QS 5:52)

Dan Allah berfirman:
"Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya." (QS 58:22)

Tentu saja kalian musti jujur, adil, baik dan ramah pada siapa saja asalkan tidak mengorbankan keimanan dan prinsip-prinsip dalam agama Islam. Orang menghargai mereka yang berpegang pada prinsip, khususnya prinsip-prinsip yang didasarkan pada nilai-nilai etika dan moral yang tinggi seperti Islam. Kalian haruslah mengutamakan perbuatan-perbuatan yang diridhoi dan disukai Allah, Pencipta kalian, Pemelihara kalian, Tuhan-mu, dan kalian harus bisa membedakan antara teman dan lawan dalam bergaul dan bermasyarakat.


Allah berfirman:
"Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil." (QS 60:8)

"Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim." (QS 60:9).

Dan Allah berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS 5:8)



KEPUTUSAN KOMISI FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG PERAYAAN NATAL BERSAMA

Memperhatikan:
1. Perayaan Natal Bersama pada akhir-akhir ini disalahartikan oleh sebagian ummat Islam dan disangka sama dengan ummat Islam merayakan Maulid Nabi Besar Muhammad Saw.
2. Karena salah pengertian tersebut ada sebagian orang Islam yang ikut dalam perayaan Natal dan bahkan duduk dalam kepanitiaan Natal.
3. Perayaan Natal bagi orang-orang Kristen adalah merupakan Ibadah

Menimbang:
1. Ummat Islam perlu mendapat petunjuk yang jelas tentang Perayaan Natal Bersama
2. Ummat Islam agar tidak mencampur-adukkan Aqidah dan Ibadahnya dengan Aqidah dan Ibadah agama lain
3. Ummat Islam harus berusaha untuk menambah Iman dan Taqwanya kepada Allah Swt
4. Tanpa mengurangi usaha ummat Islam dalam Kerukunan Antar ummat Beragama di Indonesia

Meneliti kembali:
Ajaran-ajaran agama Islam, antara lain:
A. Bahwa ummat Islam diperbolehkan untuk bekerja sama dan bergaul dengan ummat agama-agama lain dalam masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah keduniaan, berdasarkan atas: Al Hujarat: 13; Lukman:15; Mumtahanah: 8 *).
B. Bahwa ummat Islam tidak boleh mencampur-adukkan aqidah dan peribadatan agamanya dengan aqidah dan peribadatan agama lain, berdasarkan Al Kafirun: 1-6; Al Baqarah: 42.*)
C. Bahwa ummat Islam harus mengakui kenabian dan kerasulan Isa Al Masih bin Maryam sebagaimana pengakuan mereka kepada para Nabi yang lain, berdasarkan: Maryam: 30-32; Al Maidah:75; Al Baqarah: 285.*)
D. Bahwa barangsiapa berkeyakinan bahwa Tuhan itu lebih daripada satu, Tuhan itu mempunyai anak dan Isa Al Masih itu anaknya, maka orang itu kafir dan musyrik, berdasarkan: Al Maidah:72-73; At Taubah:30.*)
E. Bahwa Allah pada hari kiamat nanti akan menanyakan kepada Isa, apakah dia pada waktu di dunia menyuruh kaumnya, agar mereka mengakui Isa dan ibunya (Maryam) sebagai Tuhan. Isa menjawab Tidak. Hal itu berdasarkan atas Al Maidah:116-118.*)
F. Islam mengajarkan bahwa Allah Swt itu hanya satu, berdasarkan atas: Al Ikhlas 1-4.*)
G. Islam mengajarkan kepada ummatnya untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang syubhat dan dari larangan Allah Swt serta untuk mendahulukan menolak kerusakan daripada menarik kemaslahatan, berdasarkan atas: hadits Nabi dari Numan bin Basyir (yang artinya): Sesungguhnya apa- apa yang halal itu telah jelas dan apa-apa yang haran itu pun telah jelas, akan tetapi di antara keduanya itu banyak yang syubhat (seperti halal, seperti haram), kebanyakan orang tidak mengetahui yang syubhat itu. Barang siapa memelihara diri dari yang syubhat itu, maka bersihlah Agamanya dan kehormatannya, tetapi barangsiapa jatuh pada yang syubhat maka berarti ia telah jatuh kepada yang haram, misalnya semacam orang yang menggembalakan binatang di sekitar daerah larangan maka mungkin sekali binatang itu makan di daerah larangan itu. Ketahuilah bahwa setiap raja mempunyai larangan dan ketahuilah bahwa larangan Allah ialah apa-apa yang diharamkanNya (oleh karena itu yang haram jangan didekati).

Majelis Ulama Indonesia MEMFATWAKAN:
• Perayaan natal di Indonesia meskipun tujuannya merayakan dan menghormati Nabi Isa As, akan tetapi natal itu tidak dapat dipisahkan dari soal-soal yang diterangkan di atas.
• Mengikuti upacara natal bersama bagi ummat Islam hukumnya haram.
• Agar ummat Islam tidak terjerumus kepada syubhat dan larangan Allah Swt dianjurkan untuk (dalam garis miring): tidak mengikuti kegiatan-kegiatan natal.

Jakarta, 1 Jumadil Awal 1401 H./ 7 Maret 1981 M.
KOMISI FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua (K.H.M. Syukri Ghozali), Sekretaris (Drs. H. Masudi)

Catatan:
Dalam fatwa itu, ayat-ayar Al Quraan yang disebutkan tadi ditulis lengkap dalam Bhs Arab dan terjemahannya, Bhs Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar